Kala itu, kau serahkan rasa sakitmu padaku. Lewat empat lembar kertas pada tengah malam. Aku terharu padamu, karena aku bukan salah seorang yang tegar menghadapi rasa sakit sepertimu. Kau ditinggal pacar “pengkhianatmu” katamu. Dan dengan sadarku bahwa kau pernah menjadi yang kuinginkan, maka aku menerimamu.
Sebulan dua bulan lalu kita mencoba saling memahami, menyelami diri kita. Rasamu…tentu tak mudah melupakannya, karena aku tak lebih baik darinya, kecuali aku masih setia padamu. Tetapi, bukan hanya itu Sayang. Aku begitu menyayangimu, bahkan ketika kau menyakitiku dan membuatku agar pergi darimu, aku tetap merawatmu sewaktu kau terbaring sakit.
Saat ini…
Telah satu bulan aku mengikatkan diri padamu, nyaris tanpa teman kecuali teman-temanmu yang sering tak terlalu ku tahu. Aku meninggalkan banyak orang hanya untuk menjaga hatimu yang terlalu pencemburu. Namun itu tak lebih dari cukup ternyata. Kau buat banyak alasan untuk pergi dariku, tapi dengan kesalahan-kesalahanku yang jelas tak masuk akal kau buat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar