Menulis , menulis dan menulis . Hanya lewat tulisan aku mengungkapkan semua yang ku rasakan, termasuk rasa sayang , sakit dan kecewa yang kurasakan padamu .
Bertemu denganmu pada suatu kesempatan yang tak disengaja beberapa bulan yang lalu, aku tak pernah berpikir bahwa akhirnya akan ada rasa berbeda yang kurasakan padamu nantinya . Entah detik ini aku bersyukur atau justru menyesal karna tlah menyayangimu dan pernah menjalin hubungan istimewa yang terlarang denganmu .
Kau tau aku tak pernah membencimu, tidak untuk saat ini ataupun saat pertama kali kau membohongiku . Aku hanya kecewa , ya kecewa karna kau tlah mengkhianati kepercayaanku . Aku tau kau tak bermaksud untuk berbohong, aku hanya tak rela kehilangan keduanya bukan? tapi kenapa kau harus berbohong padaku? kenapa kau tak mengatakan jika kau tak bisa meninggalkan dia walau demi aku yang saat itu mengisi hatimu untuk menggantikan dia? apa kau pikir aku akan meninggalkanmu saat itu ? tidak ! karna aku tau saat kau menjalin hubungan denganku kau pun masih bersama dia . Aku hanya ingin kau memilih antara aku atau dia, tapi sayangnya kau tak pernah melakukannya. Kau tau, kau bukan hanya mengkhianati dia, tapi lebih dari itu kau pun membohongi semuanya . Aku tak tahu siapa yang sebenarnya kau inginkan menjadi kekasihmu, atau mungkin aku hanya jadi pelarianmu saat itu, pengisi kekosongan hatimu karna dia yang jauh darimu tak lagi mempedulikanmu dan saat itu hanya ada aku disampingmu, yang setiap hari bertemu denganmu dan bersama menghabiskan hampir separuh harimu. Aku tak tau apa yang sebenarnya kau rasa , namun mungkin kau tak pernah rela untuk meninggalkannya bukan ?
Ku akui hingga detik ini aku masih menyayangimu, aku menangis, terluka, dan hancur saat ku putuskan untuk meninggalkanmu . Aku takkan berbohong ataupun menutupi soal perasaan itu, dan kau pun tau itu . Kau mendengar tangis yang penuh dengan luka dan hanya maaf yang terucap dari bibirmu, tapi kau tau, hanya hari itu dan keesokan harinya aku menangis, dan kau lihat, hari ini aku sudah tak menangis lagi . Aku tlah bosan menangis. Aku lelah meneteskan air mataku untuk hal yang sia-sia. Kenapa ? karna toh seberapa banyak pun air mata yang kuteteskan kau takkan pernah kembali lagi padaku buka ? Aku tlah berdiri tegak lagi hari ini , dan tanpa rasa frustasi yang menggelayuti, aku dapat mengulas senyum dan mengumbar tawaku lagi.
Ku akui aku masih mengharap kau untuk kembali. Hanya harapan , yang bukan berarti harus dipaksakan tuk diwujudkan, tidak . Aku takkan pernah memaksamu untuk kembali padaku. Aku lelah. Aku lelah mengharapkan orang yang tak pernah benar-benar menginginkanku . Saat ini aku pun sedang belajar untuk melepaskanmu, mengingatmu setiap hari hingga aku bosan dengan sendirinya . Seperti itukan belajar untuk melupakan seseorang ?
Terkadang aku iri pada mereka, pada kakakku, pada sahabatku, pada teman-temanku yang dapat bertahan lama meneguhkan hati dengan kekasihnya, yang mungkin akan tetap bertahan hingga nanti . Kenapa aku tak pernah bisa seperti mereka ? namun mungkin Tuhan memiliki jalan lain untukku .
Kau masih ingat kata-kata ini, “akan tiba saatnya dimana kamu harus berhenti mencintai seseorang, bukan karena dia berhenti mencintaimu, melainkan karena kamu menyadari bahwa dia akan lebih berbahagia jika kamu melepaskannya”
Kau masih ingat kata-kata ini, “akan tiba saatnya dimana kamu harus berhenti mencintai seseorang, bukan karena dia berhenti mencintaimu, melainkan karena kamu menyadari bahwa dia akan lebih berbahagia jika kamu melepaskannya”
Kau ingin aku melakukannya?, berkatalah ya, dan aku akan melepaskanmu saat ini juga .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar